Thursday, November 14, 2019

Tokoh Pahlawan Halim Perdanakusuma

Assalamualaikum wr.wb.

Salam merdeka bagi rakyat seluruh Indonesia!
kali ini masih dengan tema yang sama yaitu tentang pahlawan. apalagi Pahlawan yang satu ini sekampung dengan saya, terasa sangat bangga sekali 😃, mngkin ada yang tau kampung saya dimana? (ga penting🤭)
oke kita langsung ke benang merah ato topik pembahasan..

Halim Perdanakusuma


Pahlawan nasional yang satu ini tentu tak asing lagi di telinga kita. Namanya dijadikan sebuah nama bandara di kota Jakarta, yaitu Bandara Halim Perdanakusuma.

Ia kala itu gugur di medan perang. Pahlawan yang gagah berani dan mempunyai tekad serta teladan bagi generasi muda.

Dalam biografi Halim Perdanakusuma, beliau adalah tokoh pahlawan nasional yang lahir di kota Sampang, Madura pada tanggal 18 November 1922.

Ia menempuh pendidikan di sekolah dasar HIS dan menengah pertama MULO di Sampang.

Kemudian, melanjutkan studinya di Magelang ke sekolah Pamong Praja (MOSVIA) yang ditempuh pada tingkat II saja.

Setelah itu menjalani transisi training navigasi bersama Royal Canadian Air Force di Inggris saat penjajahan Jepang berlangsung yaitu tahun 1942.

Karena kepiawaiannya, ia ditugaskan untuk ikut serta dalam percobaan pesawat terbang AURI tanggal 23 April 1946 dari Jakarta menuju Sumenep dan Malang.

Selanjutnya, ia ditugaskan untuk mendirikan cabangnya di daerah Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Tanggal 17 Oktober 1947, beliau ditugaskan kembali untuk memimpin sebuah pasukan untuk terjun di daerah  Kalimantan.

Kemudian tanggal 14 Desember 1947, ia ditugaskan kembali terbang dari Thailand ke Indonesia dengan menggunakan AVRON ANSON RI-003 untuk mengambil obat-obatan dan perlengkapan persenjataan.

Ia berangkat bersama opsir Iswahyudi.

Di Malaysia tepatnya di Labuhan Bilik Besar Pantai Lumut, cuaca udara semakin memburuk.

Cuaca buruk, mengakibatkan sayap pesawat AVRON patah dan kemudian menjadi meledak.

Keduanya, Halim dan Iswahyudi gugur di peristiwa tersebut.

Jasad Halim dapat ditemukan. Tetapi jasad opsir Iswahyudi sampai sekarang masih belum ditemukan.

Dalam peristiwa itu, Halim meninggal di Malaysia tanggal 14 Desember 1947 tepat diusianya berumur 25 tahun .

Disadur dari Biografipahlawan.com, tanggal 10 November 1975, kerangka jenazahnya dipindah dari Malaysia ke Indonesia, lalu dimakamkan di TMP Nasional Kalibata, Jakarta.

Halim dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional dengan SK presiden bernomor 063/TK/1975 pada tanggal 9 Agustus 1975.

Untuk mengenang jasa-jasa beliau selama hidupnya, pemerintahan Indonesia mengabdikan namanya sebagai lapangan udara Halim Perdanakusuma.

Halim meninggalkan seorang istri bernama Koessadalina dan seorang putera bernama Ian Santoso.

sekian artikel dari saya dan semoga bermanfaat .. salam Merdeka!

Wassalamualaikum wr,wb


Wednesday, November 13, 2019

Basuki Rahmat Pahlawan Nasional

Assalamualaikum wr.wb.

Salam merdeka bagi rakyat seluruh Indonesia!
kali ini ga usah basa basi, oke langsung ke topik...
(baca juga : Bung Tomo , Pattimura , Sudirman)


Basuki Rahmat



Mayor Jenderal TNI (Purn.) Basuki Rahmat 


lahir di Tuban, Jawa Timur, Hindia Belanda, 4 November 1921
meninggal di Jakarta, Indonesia, 8 Januari 1969 pada umur 47 tahun

Basuki Rahmat adalah Jenderal Tentara Nasional Indonesia dan menjadi saksi penandatanganan Supersemar dokumen serah terima kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto.
Basuki muda ingin menjadi guru hingga meneruskan pendidikannya di Sekolah guru Muhammadiyah, Yogyakarta. Akan tetapi jalan hidup membuatnya megikuti pendidikan Pembela Tanah Air. Selepas pendidikan Basuki ditempatkan di Pacitan dengan pangkat shodancho (Komandan Pelopor).
Basuki Rahmat turut dalam pembentukan Badan Keamanan Rakyat Maospati, Jawa Timur. Bakat kepemimpinannya yang menonjol membuat ia ditunjuk menjadi Komandan Batalyon 2 Resimen 31 Divisi IV Ronggolawe dan kemudian ditunjuk menjadi Komandan Batalyon 16 Brigade 5 Divisi I Jawa Timur.
  • Tahun 1956 – 1959, Basuki Rachmat bertugas sebagai Atase Militer RI di Australia.
  • Tahun 1959, Sekembalinya dari Australia, ia diangkat sebagai Asisten IV Kepala Staf Angkatan Darat yang bertugas mengurus semua keperluan atau perbekalan Angkatan Darat.
  • Tahun 1962, Basuki Rachmat diangkat sebagai Panglima Komando Militer VIII/Brawijaya dengan pangkat mayor jenderal dan bermarkas di Surabaya.
Pada waktu pemberontakan G30S/PKI terjadi, dalam tubuh pasukan Komando Militer VIII/Brawijaya timbul keresahan akibat hasutan-hasutan yang dilakukan oleh PKI yang menganggap bahwa jenderal-jenderal Angkatan Darat akan melakukan kudeta kepada Presiden Soekarno. Basuki Rachmat kemudian membantu pimpinan Angkatan Darat menyadarkan pasukannya agar tidak mudah diperalat oleh PKI.
  • Tahun 1964-1966, Basuki Rahmat menjabat sebagai Menteri Veteran Letnan Dalam Negeri Kabinet Dwikora III.
  • Desember 1965, Basuki Rachmat diangkat sebagai Deputi Khusus Menteri/Panglima Angkatan Darat.
  • 11 Maret 1966, Basuki Rahmat bersama-sama dengan Brigjen. M. Yusuf dan Brigjen. Amir Machmud menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor. Dari hasil pertemuan tersebut, keluarnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang konon memberi kuasa kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
Basuki Rahmat merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal Amirmachmud dan Jenderal M. Jusuf.
  • 24 Pebruari 1966 – 17 Oktober 1967, Basuki Rahmat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Kabinet Dwikora III.
  • 24 Pebruari 1966-26 Maret 1966, merangkap jabatan sebagai Menteri Sosial .
  • April 1966, Basuki Rachmat ditugaskan untuk memenangkan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) di Irian Barat.
  • 17 Oktober 1967 – 6 Juni 1968, Menteri Urusan Dalam Negeri dalam kabinet Ampera II.
  • 6 Juni 1968 – 28 Maret 1973, pada masa pemerintahan orde baru Basuki Rahmat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Kabinet Pembangunan I.
  • 8 Januari 1969, pada umur 47 tahun Jenderal Basuki Rahmat wafat akibat serangan jantung dan dimakamkan keesokan harinya di TMP Kalibata, Jakarta.
  • 9 Januari 1969. berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden RI No. 10/TK/Tahun 1969. Atas jasa-jasa beliau pada negara Indonesia, Jenderal TNI Anumerta Basuki Rahmat diberikan gelar Pahlawan Nasional.


sekian artikel dari saya dan semoga bermanfaat .. salam Merdeka!

Wassalamualaikum wr,wb

JENDRAL SUDIRMAN

Assalamualaikum wr.wb.

Salam merdeka bagi rakyat seluruh Indonesia!
kali ini masih dengan tema yang sama yaitu tentang pahlawan.
seperti biasanya yaitu gak panjang lebar karna sampai saat ini saya blom menemukan rumus matematikanya, dulu waktu SD pernah di ajari dan sekarang mungkin khilaf😅, kalo lupa kan kebangetan di kira ga cerdas ntar....😆😄
oke lanjut aja, kalo mau dengerin curhatan saya bisa via whatsapp (just kidding)
oke skip.. lanjut...

(baca jugaBung TomoPattimura)


Soedirman 

BIOGRAFI

Nama Lengkap : Raden Soedirman 
Nama Lain : Jendral Sudirman 
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati,Purbalingga,Jawa Tengah 
Tanggal Lahir : Senin,24 Januari 1916 
Zodiac : Aquarius 
Kebangsaan : Indonesia 
Meninggal : Magelang,29 Januari 1950 
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki 
Agama : Islam

Jendral Sudirman merupakan sosok pahlawan nasional. Beliau lahir pada tanggal 24 Januari pada tahun 1916 di kota Purbalingga, tepatnya di Dukuh Rembang. Beliau lahir dari sosok ayah yang bernama Karsid Kartowirodji, danseorang ibu yang bernama Siyem. Ayah dari Sudirman ini merupakan seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya merupakan keturunan Wedana Rembang. Jendral Sudirman dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo dan istrinya yang bernama Toeridowati


PASCA-PERANG DAN KEMATIAN

Pada awal Agustus, Soedirman mendekati Soekarno dan memintanya untuk melanjutkan perang gerilya, Soedirman tidak percaya bahwa Belanda akan mematuhi Perjanjian Roem-Royen, belajar dari kegagalan perjanjian sebelumnya. Soekarno tidak setuju, yang menjadi pukulan bagi Soedirman. Soedirman menyalahkan ketidakkonsistenan pemerintah sebagai penyebab penyakit tuberkulosisnya dan kematianOerip pada 1948, ia mengancam akan mengundurkan diri dari jabatannya, namunSoekarno juga mengancam akan melakukan hal yang sama. Setelah ia berpikir bahwa pengunduran dirinya akan menyebabkan ketidakstabilan, Soedirman tetap menjabat, dan gencatan senjata di seluruh Jawa mulai diberlakukan pada tanggal 11 Agustus 1949. 

Dalam perjuangannya melawan penyakit TBC yang dideritanya, Soedirman melakukan pemeriksaan di Panti Rapih. Ia menginap di Panti Rapih menjelang akhir tahun, dan keluar pada bulan Oktober; ia lalu dipindahkan ke sebuah sanatorium di dekat Pakem. Akibat penyakitnya ini, Soedirman jarang tampil di depan publik. Ia dipindahkan ke sebuah rumah di Magelang pada bulan Desember. Di saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan konferensi panjang selama beberapa bulan yang berakhir dengan pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Meskipun sedang sakit, Soedirman saat itu juga diangkat sebagai panglima besar TNI di negara baru bernama Republik Indonesia Serikat. Pada 28 Desember, Jakarta kembali dijadikan sebagai ibu kota negara. 

Pada tanggal 29 Januari 1950 pukul 18.30 Soedirman wafat di Magelang; kabar duka ini dilaporkan dalam sebuah siaran khusus di RRI. Setelah berita kematiannya disiarkan, rumah keluarga Soedirman dipadati oleh para pelayat, termasuk semua anggota Brigade ke-9 yang bertugas di lingkungan tersebut. Keesokan harinya, jenazah Soedirman dibawa ke Yogyakarta, diiringi oleh konvoi pemakaman yang dipimpin oleh empat tank dan delapan puluh kendaraan bermotor, dan ribuan warga yang berdiri di sisi jalan. Konvoi tersebut diselenggarakan oleh anggota Brigade ke-9. 

Pada sore harinya jenazah Soedirman disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, yang dihadiri oleh sejumlah elit militer dan politik Indonesia maupun asing, termasuk Perdana Menteri Abdul Halim, Menteri Pertahanan Hamengkubuwono IX, Menteri Kesehatan Johannes Leimena, Menteri Keadilan Abdoel Gaffar Pringgodigdo, Menteri Informasi Arnold Mononutu, Kepala Staff TNI AU Soerjadi Soerjadarma, Kolonel Paku Alam VIII, dan Soeharto. Upacara ini ditutup dengan prosesi hormat 24 senjata. Jenazah Soedirman kemudian dibawa ke Taman Makam Pahlawan Semaki dengan berjalan kaki, sementara kerumunan pelayat sepanjang 2 kilometer (1.2 mil) mengiringi di belakang. Ia dikebumikan di sebelah Oerip setelah prosesi hormat senjata. Istrinya menuangkan tanah pertama ke makamnya, lalu diikuti oleh para menteri. Pemerintah pusat memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung di Sejarah - Biografi Jendral Soedirman Hermansyah Sihombing seluruh negeri, dan Soedirman dipromosikan menjadi jenderal penuh. Djenderal Major Tahi Bonar Simatupang terpilih sebagai pemimpin angkatan perang yang baru. Memoar Soedirman diterbitkan pada tahun itu, dan rangkaian pidato-pidatonya juga diterbitkan pada tahun 1970.

sekian artikel dari saya dan semoga bermanfaat .. salam Merdeka!

Wassalamualaikum wr,wb

Pahlawan Pattimura

Assalamualaikum wr.wb.

Salam merdeka bagi rakyat seluruh Indonesia!
pembahasan kali masih sama dengan sebelumnya yaitu tentang Pahlawan.
kali ini saya gak mau panjang lebar (klo mau panjang lebar perlu rumus matematika😅)
oke lanjut..

PATTIMURA (Thomas Matulessy) 





lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 
meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), 
Dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah Pahlawan nasional Indonesia dari Maluku.

Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram)". Ayahnya yang bernama Antoni Matulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram.

Namanya kini diabadikan untuk Universitas Pattimura, Kodam XVI/Pattimura dan Bandar Udara Pattimura di Ambon.


Perjuangan

Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.

Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongitochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat.
Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura. Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir raja-raja patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para raja patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.

Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebook, Philip Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede di Saparua, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jazirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia. Pahlawan Nasional Indonesia.

sekian artikel dari saya dan semoga bermanfaat .. salam Merdeka!

Wassalamualaikum wr,wb



Bung Tomo pahlawan Negara

Assalamualaikum wr.wb.

Salam merdeka bagi rakyat seluruh Indonesia!
kali ini saya akan bahas tentang Pahlawan Indonesia.
kita sebagai orang indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan Pahlawan pengobar semangat tempur dalam peristiwa 10 November 1945. (kalo ga tau kebangetan dah😄).
oke...cukup sudah basa-basi kita. Mari kita lanjut ke topik pembahasan.😊

SUTOMO ( Bung Tomo )

Mantan menteri di pemerintahan Indonesia


Bung Tomo sedang berorasi. FOTO/Nanyang Post, 1947/Wikimedia Commons


Deskripsi

Sutomo dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Lahir: 3 Oktober 1920, Surabaya
Meninggal: 7 Oktober 1981, Arafah, Mekkah, Arab Saudi
Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang: Menteri Negara, Menteri Sosial (ad interim)
Kementerian yang pernah dikelola: BMN Connected Indonesia
Menjabat dalam kabinet: Kabinet Burhanuddin Harahap
Era kabinet: Demokrasi liberal.

Masa mudanya Sutomo

Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang.

Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.

Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, tetapi tidak pernah resmi lulus.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia
Sosok Bung Tomo kerap disandingkan dengan pertempuran hebat di Surabaya yang sehari sebelumnya menewaskan Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby, pimpinan tentara Sekutu yang berusaha menduduki Surabaya tersebut. Catatan sejarah negeri ini bahkan menempatkan Palagan Surabaya itu sebagai titik terpenting dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.
Memuncaknya gerakan perlawanan rakyat Surabaya yang pantang menyerah dan rela berkorban saat itu boleh dibilang bermula dari pidato-pidato inspiratif dan fenomenal Bung Tomo yang menggelora lewat siaran radio.

Kepemimpinan Sutomo

Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan semangat kemerdekaan.

Meskipun Indonesia kalah dalam Pertempuran 10 November itu, Rakyat Surabaya berhasil memukul mundur pasukan Inggris dan kejadian ini dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.

sekian artikel dari saya.. salam Merdeka!

Wassalamualaikum wr, wb

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sutomo